Pengaruh Media Pembelajaran Audiovisual Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Hasil Belajar IPS Kls V SDN 1 Sendangharjo

  • Whatsapp

Penulis: Izka Fadlila,

Email:Izkafadlila16@gmail.com

Bacaan Lainnya

Rembang, MMCNews id – Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.) Hasil Belajar IPS di SDN 1 Sendangharjo,Blora; 2.) Pengaruh Media Pembelajaran Audiovisual Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 1 Sendangharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimental, dengan desain penelitian quasi eksperimen (non-equivalent control group design) dengan kegiatan pretest dan posttest. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas V SDN 1

Sendangharjo menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan media audiovisual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini terlihat berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran audiovisual adalah 83,33 sedangkan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 76,33. Berdasarkan hasil uji t diperoleh Sig.(2.tailed) < 0,05 (0,00 < 0,05).

Keywords: Audiovisual Media, Student Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Pada masa pandemic yang terus berjalan tanpa akhir menimbulkan masalah bagi dunia pendidikan. Pasalnya kita ketahui bahwasanya pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting. Sehingga guna menumbuhkan kualitas pendidikan yang baik lantas perlu diadakan nya solusi bagi masalah ini. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menuntut guru untuk lebih kreatif mengemas pembelajaran agar menarik dan pesannya sampai kepada siswa. Namun tentunya pandemic yang berlangsung menjadi hambatan bagi guru untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar yang baik. Oleh karena itu, diperlukannya sebuah pengadaan media yang mendukung dan sesuai bagi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini.

Dalam dunia pendidikan, upaya pemecahan masalah yang diklasifikasikan sebagai pembelajara yang inovatif dan kreatif adalah suatu ide atau temuan yang baru atau perubahan baru yang bermanfaat. Menurut Evert M.Rogers dalam Suwarno (2008:9) “inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek, atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal baru oleh  seseorang atau sekelompok

 

 

 

untuk di adopsi”. Sehingga melalui dunia pendidikan tentunya diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Salah satu contoh inovasi dalam dunia pendidikan adalah penggunaan media audiovisual yang sesuai dengan materi pelajaran. Melalaui media audiovisual siswa dapat memperoleh pengalaman baru dalam proses pembelajaran. Motode pembelajaran ini diharapkan mampu memacu siswa dalam menerima pelajaran yang selama ini hanya didapat melalui membaca buku, mendengarkan guru ceramah, apalagi pada saat daring yang hanya melalui aplikasi tertentu. Inovasi pembelajaran ini sangatlah penting mengingat pembelajaran IPS di SD memang bukanlah mudah dan terkesan monoton. Oleh karena itu, dengan menggunakan media audiovisual ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam proses belajar mengajarnya. Sudah saatnya juga bagi dunia pendidikan untuk memperkenalkan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Menurut Somantri (2009:7) Dalam pembelajaran IPS di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social. Berdasarkan pengertian ini, maka siswa lebih dituntut untuk berperan aktif dalam berdiskusi, berfikir dan mengemukakan pendapat. Namun pada kenyataannya terdapat fakta bahwasanya masih rendahnya hasil belajar IPS siswa di SDN 1 Sendangharjo. Hal ini didasarkan pada fakta bahwasa hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil ujian IPS menunjukkan bahwasanya dari 25 orang siswa di kelas, 16 diantaranya masih mendapatkan nilai dibawah KKM, sedangkan siswanya di atas KKM hanya berjumlah sedikit.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu kiranya untuk dilakukan penelitian untuk menjawab permasalahan yang terjadi dengan memberikan sebuah solusi penggunaan media audivovisual terhadap pembelajaran IPS di SD.

Media audio visual yaitu jenis media yang mengandung unsur gambar yang bisa dilihat dan didengar seperti yang dinyatakan oleh matriks dalam sadiman berpendapat bahwa media audio visual adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar buku film kaset

film bingkai adalah contoh-contohnya. Menurut Munadi (2008:127) manfaat dan karakteristik dari media audio visual adalah meningkatkan  efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan dan diciptakan oleh guru. Selama ini media yang diajarkan guru hanya berupa media pembelajaran konvensional. Kurangnya media pembelajaran membuat siswa merasa bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran. Guru belum pernah menggunakan media audio visual dalam kegiatan ips sehingga perlakuan atau kegiatan IPS siswa selama ini masih cenderung rendah dan membosankan.

Beberapa kelebihan dari media audio visual menurut Arsyad (2010:49-50) adalah : 1.) film dan video dapat melengkapi pengalaman dasar siswa; 2.) film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara  tepat dan dapat disaksikan secara berulang-ulang jika perlu ; 3.) selain mendorong dan meningkatkan motivasi film dan video menanamkan sikap sikap dan segi efektif lainnya; 4.) film dan video yang mengandung nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa; 5.) film dan video dapat menyajikan peristiwa jika dilihat secara langsung; 6.) film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar maupun kecil kelompok ini heterogen maupun homogen ataupun perorangan; 7.) film yang dalam kecepatan normal memakan waktu 1 minggu dapat ditampilkan dalam 1 menit atau 2 menit.

Media pembelajaran audio visual diharapkan memiliki pengaruh positif seperti menciptakan bahan pengajaran yang mudah dipahami oleh siswa, serta akan menciptakan variasi mengajar yang tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga sewaktu mengajar. Selanjutnya siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar dengan mendengarkan, mengamati guru serta mendemonstrasikan materi pembelajaran.

Ilmu Pendidikan Sosial merupakan mata pelajaran yang penting untuk dipelajari, melalui Ilmu pengetahuan Sosial peserta didik belajar tentang keterampilan sosial untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuan dalam lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat yang lain.

Menurut Sapriyana (2016:20) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat berarti sejumlah mata pelajaran yang termasuk ke dalam disiplin ilmu-ilmu sosial. Mata pelajaran yang termasuk IPS pada tingkat SMA ini meliputi: tata negara, sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, dan sejarah. Istilah IPS di  sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwasanya ilmu pengetahuan sosial suatu mata pelajaran terpenting yang mengkaji kehidupan sosial yaitu pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dll

Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki peserta didik sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya. Perubahan mencakup aspek tingkah laku secara menyeluruh baik aspek kognitif, afektif dan psikomotori.

..Nana Sudjana (2016:53) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pelajaran. Sedangkan Nawawi dalam K. Brahim mengemukakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dalam hasil tes mengenal sejumlah pelajaran yang tertentu. selanjutnya Bloom bahwa hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu, kognitif (hasil belajar yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi), afektif (hasil belajar terdiri dari kemampuan menerima, menjawab dan menilai) dan psikomotorik (hasil belajar terdiri dari kemampuan motorik, amnipulasi dan kordinasi neuromuscular).

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwasanya hasil belajar ialah sesuatu yang didapat siswa setelah ia menerima pelajaran sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya dalam pengalaman proses pembelajaran berlangsung, sehingga pembelajaran tersebut memberikan perubahan terhadap dirinya, baik dalam perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Mardiantom (2019:80) Dalam proses belajar berhasil atau tidaknya pembelajaran itu tentu dilatar belakangi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :

-Faktor Internal (factor dari dalam diri), yaitu kondisi jasmani dan rohani siswa. Yang termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah:

a.Factor fisiologis keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.

b.Factor psikologis, yang termasuk dalam factor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain seperti intelegensi, perhatian, minat, motivasi, dan bakat.

 – Faktor Eksternal (factor dari luar diri), yaitu kondisi lingkungan sekitarsiswa. Adapun yang termasuk faktor-faktor ini antara lain adalah:

a. Faktor social, yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Diantaranya factor pendekata belajar yaitu upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Factornon social, yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa di sekolah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sendangharjo Kec.Blora Kab. Blora. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Quasi Experiment. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental (eksperimen semu) yang merupakan pengembangan dari True Experimental Design karena memiliki kelompok control tetapi tidak berfungsi penuh mengontrol variable luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian.

Menurut Sugiyono (2016:186) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 1 Sendangharjo pada semester genap yang terdiri dari 4 kelas, dengan masing-masing siswa berjumlah 25. Sehingga total keseluruhan populasi menjadi 100 siswa. Sedangkan sampel yang di ambil adalah dua kelas dengan masing-masing siswa 15 sehingga menjadi 30 siswa. Dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling karena pengampilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan tes. Serta dilakukan dengan uji statistic t-test.

HASIL PEMBAHASAN
Penelitian ini berlandaskan pada pertanyaan apakah terdapat pengaruh media pembelajaran audiovisual terhadap hasil belajar IPS siswa, bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, dan apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan media pembelajaran audiovisual terhadap hasil belajar IPS. Pada penelitian ini kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen. Hasil awal yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes yang diberikan pada masing-masing siswa yang menunjukkan hasil masih di bawah KKM.

Setelah dilakukan uji hipotesis hasil belajar siswa secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak, sedangkan H𝛼 diterima. Ha menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran audiovisual lebih tinggi daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 83,3 sedangkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model konvensional 76,33. Setelah dilakukan analisis hasil belajar terdapat beberapa hal yang menyebabkan perbedaan nilai rata-rata siswa, penyebabnya antara lain sebagai berikut:

Siswa di kelas eksperimen merasa nyaman belajar karena proses pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan biasanya yang hanya denganceramah saja, selain itu juga diberikan kelompok dengan teman sehingga belajar lebih aktif dan komunikatif. Hal ini juga disebabkan karena media pembelajaran audiovisual tidak hanya menekankan pada materi saja, tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab dan interaksi serta daya siswa sehingga siswa tidak merasa bosan.

Setelah dilakukan pengolahan data hasil penelitian, secara umum, penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ini terlihat dari cara menjawab soal postes siswa kelas eksperimen dengan rata-rata tes 83,33 sedangkan pada kelas control dengan rata-rata76,33

.Berdasarkan hasil uji T-Test For Equality Of Means diperoleh Sig. (2- tailed) diperoleh nilai 0,00. Jika rumusan hipotesis yaitu Ho : sig > 0,05 artinya tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas control ( tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran audiovisual) dan Ha sig < 0,05 artinya terdapat perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok control (terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran audiovisual), maka dari hasil output disimpulkan bahwa Ha diterima karena sig 0,00 < 0,05 artinya bahwa terdapat pengaruh hasil IPS dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut (1) Penggunaan model pembelajaran konvensional maka diperoleh hasil belajar IPS siswa di kelas V SDN 1 Sendangharjo dengan nilai pretes rata-rata siswa sebesar 66,00 kemudian setelah diberikan materi dan dilakukan postes nilai rata-rata siswa diperoleh sebesar 76,33. (2) Penggunaan menggunakan media pembelajaran audiovisual maka diperoleh hasil belajar IPS siswa di kelas V SDN 1 Sendangharjo dengan nilai rata-rata pretes sebesar 57,00 dan setelah diberikan perlakuan

diperoleh nilai rata-rata postes menjadi 83,33. (3) Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan media pembelajaran audiovisual terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Sendangharjo jika dibandingkan dengan model pembelajaran Konvensional. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 83,33 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional sebsar 76,33 Perbedaan nilai pretes dan postes di kelas Eksperimen memiliki selisih 26,33, sedangkan perbedaan nilai pretes dan postes di kelas kontrol memiliki selisish 10,33.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta: Diva Press.

Arief S. Sadiman. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Arsyad. 2011. Media Pembelajaran: Rajawali Press.

Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Sapriyana. 2017. Pendidikan IPS konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(503m)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *