Yopi melanjutkan, melihat berbagai riset inovasi daerah, serta melihat problem dan potensi perlu melalui data. Pihaknya siap mendampingi karena waktunya sangat tepat. Dengan adanya rencana pembangunan daerah, BRIN berusaha mendukung perencanaan yang sudah ada.
Tantangan ke depan, lanjut dia, perlu menyelesaikan peta jalan riset. Diantaranya terkait target UMKM ke depan, indeks UMKM dalam indeks makro yang belum ada, serta tantangan dalam rencana induk.
Nantinya perlu ada pemetaan problem UMKM. Semisal minimnya inovasi dan perlindungan invensi. Atau juga kaitan dengan subsidi keuangan bagi UMKM.
Yopi menambahkan, terkait inovasi bukan sesuatu yang sulit. Misalnya, jika punya produk makanan memiliki resep paten, atau ada alat yang beda dari lain, maka dilakukan pendataan. Pihaknya mengajak otonomi daerah dengan kekhasan daerah untuk mencapai indikatornya karena dengan ini lebih teratur dan fokus. Tujuannya agar sustainability terjaga terus-menerus dan berani berinovasi untuk bisa menyerap tenaga kerja lebih.
“Mari koordinasi langsung, jangan segan dengan BRIN. Hilirasi yang cepat dan memiliki impact yang kuat ke masyarakat. Riset inovasi harus dikaitkan ke ekonomi. Kami siap berkolaborasi,” ujarnya.
Dalam kunker ini, juga dilakukan diskusi dan kunjungan lapangan kepada masyarakat/UMKM yang telah berhasil diberdayakan.