Edisi ke-70 Purnama Sastra Bojonegoro, Bunda Cantika Bacakan Puisi Cinta Tanah Kelahiran

masbam990
Img 20250615 wa0020

Bojonegoro – Gelaran rutin Purnama Sastra Bojonegoro kembali hadir dalam edisi ke-70 di Taman Rajekwesi, Sabtu malam (14/6). Acara yang mengusung semangat pelestarian seni dan sastra lokal ini kembali menyuguhkan pertunjukan puisi, geguritan, macapat, musik etnik, dan monolog dalam suasana hangat dan penuh apresiasi. Sabtu (14/6/2025).

Malam purnama kali ini terasa istimewa dengan kehadiran Ketua Dekranasda Kabupaten Bojonegoro, Hj. Cantika Wahono. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya ruang ekspresi budaya sebagai bagian dari upaya merawat identitas daerah sekaligus memperkuat jati diri generasi muda.

Tak sekadar memberi sambutan, Cantika turut membacakan puisi karyanya sendiri berjudul “Bojonegoro: Di Dadamu Kami Pulang”, yang menyuarakan kecintaan mendalam terhadap tanah kelahiran. Puisi tersebut ia bacakan di hadapan para seniman dan pengunjung yang hadir, mengundang tepuk tangan panjang dan suasana haru.

Berikut isi lengkap puisinya:

Bojonegoro: Di Dadamu Kami Pulang
Oleh Hj. Cantika Wahono

Di lekuk tenang Bengawan Solo yang berbisik,
aku lahir dari tanah penuh sabar dan kasih,
Bojonegoro — bukan sekadar nama di peta,
tapi pelukan ibu yang mengandung cahaya.

Riang langkahmu di pelataran sunyi,
namun dalam dadamu gemuruh mimpi,
kau sembunyikan emas hitam dari perut bumi,
membisikkan rahasia kemakmuran dalam hening abadi.

Minyakmu bukan sekadar berkah alam,
tapi juga harapan yang tak lekang oleh zaman,
membawa asa dalam pelita malam,
menyalakan mimpi anak-anak yang sederhana namun dalam.

Semilirmu menari di lembut lekuk perbukitan,
menyimpan jejak leluhur dalam kisah dan tembang,
di tiap gores batik, di setiap irama sandur,
terpatri bijak kearifan yang diwariskan lintas generasi.

Khayangan Api menjaga nyala sejarah yang tak padam,
ada sejarah hidup di perut Teksas Wonocolo yang diam,
ada cinta di mata petani yang tak pernah lelah,
dan ada bangga di dada tiap anak yang pulang membawa salam.

Bojonegoro —
kau bukan sekadar kota kecil di ujung mata angin,
kau adalah puisi panjang yang ditulis bumi
dengan tinta minyak, air, dan kasih para abdi.

Kami mencintaimu bukan karena kau sempurna,
tapi karena dalam segala sederhanamu,
kau ajarkan makna bahagia yang sesungguhnya:
mencintai akar, memeluk warisan, dan menumbuhkan harapan.

Bojonegoro,
engkaulah rumah yang tak pernah lupa
bagaimana caranya memelihara jiwa.

Selain pembacaan puisi tersebut, acara juga dimeriahkan oleh penampilan musik oklik dari Sanggar Penta Iswara SMPN 5 Bojonegoro, binaan Darminto. Suara perkusi dan irama khas musik etnik berpadu dengan atmosfer sastra, menciptakan harmoni yang menyentuh.

Sejumlah seniman dan sastrawan lintas generasi turut hadir dan tampil, di antaranya Suyanto MYK, Burhanudin Joe, Agus Sighro Budiono, Eko Peye, Yuli Sedeng, Ariyoko, serta para pegiat seni dan literasi lokal lainnya.

Dengan tema besar “Merawat Aksara, Menyemai Rasa”, Purnama Sastra Bojonegoro terus menjadi ruang ekspresi dan pertemuan kreatif warga Bojonegoro yang cinta pada seni, budaya, dan tanah kelahiran.**(red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *