Bojonegoro – Tim Pengisian Perangkat Desa (TPPD) Kadungrejo kecamatan Baureno kabupaten Bojonegoro sukses menggelar ujian Perangkat Desa (Perades) di Laboratorium Komputer SMA Negeri 1 Baureno, Rabu (9/7/2025) pagi.
Ujian Perades Kadungrejo dengan formasi Kepala Dusun Kadung ini diikuti 3 peserta dengan menggandeng Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Malang sebagai pihak ketiga.
“Kita menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Tujuannya untuk mewujudkan seleksi yang lebih kompetitif, adil, objektif,” ucap Rohmat Fi’i, ketua TPPD Kadungrejo.
Rohmat menyebutkan, proses pelaksanaan penjaringan perangkat desa sudah melalui proses dan sesuai tahapan-tahapan serta tata tertib yang ada.
“Alhasil, Ali Muhtarom memperoleh nilai 71 mengungguli Nizha Dyastarie dan Ruri Fahrudin Hasyim. Ketiga peserta sudah menandatangani berita acara terkait hasil ujian,” sebutnya.
Ia berharap, peserta yang memperoleh nilai tertinggi nantinya jika sudah dilantik, bisa membawa kemajuan untuk desa Kadungrejo.
“Semoga nanti bakal membawa kemajuan desa Kadungrejo khususnya dusun Kadung,” harapnya.
Terpisah, Camat Baureno, Derry Aprilian mengatakan, salah satu tujuan dilakukannya pengisian perangkat desa ini adalah untuk mendapatkan figur yang kompeten, berintegritas, dan siap mengabdi kepada masyarakat desa.
“Kami mengajak seluruh peserta untuk mengikuti ujian ini dengan sungguh-sungguh, menjunjung tinggi sportivitas dan kejujuran. Ingatlah bahwa jabatan perangkat desa bukan sekadar kedudukan, tapi merupakan amanah dan tanggung jawab besar dalam pelayanan kepada masyarakat.
Camat juga mengucapkan terima kasih kepada tim seleksi dan pihak ke-3 (dalam hal ini universitas Brawijaya) yang telah bekerja keras mempersiapkan kegiatan ini.
“Serta semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya ujian hari ini,” tutup Derry.
Sementara itu, tim pihak ketiga dari FISIP UB, Muhammad Andika Rizki Fauzi mengungkapkan, proses pelaksanaan ujian menggunakan sistem CAT. Menurutnya, sistem ujian berbasis computer ini lebih kompetitif, adil, objektif, transparan, dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme),” ungkap Andika.
Ia menegaskan, 100 soal disajikan secara acak Anatar peserta satu dengan peserta yang lain.menurutnya, hal itu sangat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami yakin bisa menjaga integritas, sistem CAT dengan mengacak soal sangat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Andika.