Bojonegoro | MMCNEWS.ID , – Di Pendopo Balai Desa Grebegan, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur, acara pembinaan dan peningkatan kapasitas penguatan lembaga kemasyarakatan desa untuk pengurus RT/RW se – Kabupaten Bojonegoro tahun 2021, berlangsung aman dan lancar, pada Senin (1/11/2021).
Namun, sangat disayangkan, tampak pemandangan yang kurang sedap dipandang mata, tepatnya di depan pagar balai desa setempat.
Pasalnya terlihat genangan air yang tidak dapat mengalir, diduga hal tersebut disebabkan lantaran tidak adanya atau kurang normalnya saluran air (drainase) yang menjadi sarana untuk mengalirkan air. Hal ini sengaja di abaikan atau tidak pekanya Kades terhadap lingkungan di sekitar balai desa. Secara tidak langsung sudah menciderai slogan yang dibuat Bupati Bojonegoro “PRODUKTIF dan ENERGIK”.
Sehingga jika guyuran air hujan berlangsung lama maka bisa diprediksi genangan air hujan akan meluap hingga menutupi permukaan jalan poros desa di depan balai desa tersebut.
Saat awak media bertanya dan menawarkan untuk dipublikasi kepada Sam Suhadak selaku kepala desa, terkait genangan air hujan yang tampak kumuh tersebut, dirinya menjawab bahwa tidak perlu dipublikasikan.
“Tidak usah dipublikasi”, jawab kades. Senin 01 November 2021 pada awak media.
Terpisah, awak media juga mengkonfirmasi kepada Camat Kalitidu untuk dimintai tanggapan terkait adanya genangan air di sekitaran Balai Desa Grebegan yang tidak sedap dipandang dan sangat mengganggu para pengguna jalan.
Camat menjelaskan bahwa, terkait hal tersebut adalah tanggung jawab desa dikarenakan terbatasnya anggaran, apalagi dua tahun ini untuk penanganan covid, jadi belum terpikirkan untuk pembangunan drainase tersebut.
“Tanggung jawab desa mas, karena terbatasnya anggaran, apalagi 2 tahun ini untuk penanganan covid, jadi belum terpikirkan untuk pembangunan drainase tersebut, umpama bisa ya mengajukan ke Pemkab Bojonegoro melalui program BKD”, jawab camat melalui akun WA – nya. Selasa 02 November 2021.
Perlu diketahui, berdasarkan anggaran yang dikeluarkan melalui DD sudah di pagu 7-8 persen dari besaran DD. Namun, hampir keseluruhan setiap ditanyakan selalu menggunakan Covid sebagai dasar terbengkalainya sebuah pembangunan. (Anto)
Editor : Didik Sap