Bojonegoro – Kabupaten Bojonegoro secara geografis terbagi menjadi wilayah utara yang dilalui Sungai Bengawan Solo sehingga rawan bencana banjir luapan Sungai Bengawan Solo dan di wilayah selatan daerah berbukit sehingga rawan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Selain itu, Kabupaten Bojonegoro sangat rawan terhadap bencana kekeringan, puting beliung dan kebakaran.
Kampung Siaga Bencana dibentuk untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan resiko bencana dengan cara menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada pada lingkungan setempat.
Kecamatan Ngraho, Kalitidu, Malo dan Trucuk merupakan wilayah dilalui Sungai Bengawan Solo dan sangat rawan terhadap bencana banjir di musim penghujan dan rawan kekeringan di saat musim kemarau.
Hasil tindaklanjut dari Sosialisasi Pembentukan Kampung Siaga Bencana yang dilaksanakan pada bulan Februari Tahun 2025.
Hari Senin, 17 November 2025, Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Sosial menyelenggarakan Pengukuhan dan Bimbingan Teknis Kampung Siaga Bencana (KSB) Tahun 2025-2028 guna peningkatan kapasistas anggota tim KSB melalui bimbingan teknis dan simulasi penanganan bencana, di Balai Desa Pungpungan Kalitidu.
Kepala Dinas Sosial Agus Setyo Hardiyanto mengatakan, maksud dari kegiatan ini meningkatkan kapasitas dan kemampuan serta pemahaman kepada anggota tim KSB tentang pelaksanaan tugas dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan peran masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana.
Peserta Pengukuhan dan Bimtek KSB terdiri Kecamatan Kalitidu, Malo, Trucuk dan Ngraho. Anggota KSB dari KSB Kecamatan Kalitidu, KSB Ayem Tentrem Kecamatan Malo, KSB Kecamatan Trucuk dan KSB Kecamatan Ngraho sejumlah 230 orang.
Jumlah peserta pada acara pengukuhan sebanyak 75 orang, jumlah peserta bimtek di masing-masing KSB sebanyak 60 Orang dengan Narasumber dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Taruna Siaga Bencana Kabupaten Bojonegoro sebagai fasilitator.
Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah usai mengukuhkan dalam arahannya menyampaikan bahwa dengan di bentuk nya KSB ini Desa-desa ini diharapkan bisa mandiri, contoh kecil, ketika Bojonegoro menghadapi dua musim kalau kebanyakan air berarti banjir Kalau kekurangan air berarti kering kekeringan.
Maka inilah dibentuk agar biar bisa semuanya terakomodir, tim ini intinya adalah ketika ada bencana bisa sedini mungkin bisa menyelesaikan, kemudian ada kebencanaan yang sesegera diselesaikan, Maka nanti saya berharap setelah di kukuhkan benar benar bekerja.
“Saya minta kepada semuanya kita berikhtiar membangun Desa bareng- bareng, diawali dengan niat kita, ikhtiar kita, semoga semuanya berkah barokah. Selamat karena Bapak Ibu dilantik ini adalah pilihan dari sekian orang hanya bapak ibu yang dilantik. Maka tanggung jawab ada di pundak bapak ibu. Kita berikhtiar. Mudah-mudahan Bojonegoro lebih aman, Bahagia, Makmur, Membanggakan ” terangnya. (Prokopim)














