68.400 Meter Kubik Enceng Gondok

bambangsudiono
20231015 195721

Saat berdesa saya penasaran seberapa jauh Enceng Gondok menutupi permukaan air sungai Bengawan Solo. Fenomena ini nampak dari atas jembatan penghubung Kecamatan Padangan – Kasiman, dan juga nampak dari atas jembatan penghubung Kecamatan Malo – Kalitidu.

Fenomena membludaknya Enceng Gondok ini sering dijumpai saat musim kemarau panjang seperti ini, kiriman dari hulu sungai. Jika hujan turun, Enceng Gondok menghilang akan digulung banjir hingga kintir nyampe muara sungai.

Saya pun naik sepeda motor untuk menyusuri Bengawan Solo dari jembatan Malo ke hilir sejauh Enceng Gondok menutupi permukaan air. Kebetulan ada jalan setapak sepanjang tepian sungai arah ke hilir. Jika naik ke hulu kayaknya agak kesulitan untuk mengetahui seberapa jauh Enceng Gondok menutupi permukaan air sungai.

Sepanjang perjalanan saya sempat berhenti untuk berburu foto Enceng Gondok yang bunganya cantik itu. Dan bertemu dengan para ibu-ibu petani yang sedang beristirahat dibawah rumpun bambu tepi jalan.

Saat bertemu mereka saya ditanya mau apa, saya menjawab moto Enceng Gondok Bu, karena mereka mengira saya mau berak di sungai. Bagaimana mo berak kalau permukaan sungai full Enceng Gondok ? Tolong bantu jawab boloo…

Usai mendapatkan foto Enceng Gondok, para ibu-ibu petani ini pun berebut bertanya dan akhirnya mereka meminta foto. Saya pun memoto mereka dengan gaya santai dan sedikit rasan-rasan hehehe…

Saya melanjutkan perjalanan untuk menemukan ujung permukaan air yang tidak tertutupi gulma air tersebut. Sampailah di Desa Talok, permukaan air sungai Bengawan Solo sudah tidak tertutupi Enceng Gondok hanya sedikit menyebar di pinggirnya saja.

Penulis: Didik WahyudiEditor: Antok Antasalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *