Berdalih Atas Aduan Masyarakat, Koordinator PKH Kecamatan Jasinga Bantah Lakukan Sabotase Kartu

admin

Bogor|MMC, Jabar – Koordinator PKH Kecamatan Jasinga Ade Rifki menyangkal bahwasanya dirinya tidak melakukan sabotase terhadap kartu keluarga sejahtera (KKS) program bantuan pangan non tunai (BPNT) di Desa Jasinga yang menuai polemik.

“Untuk melakukan sabotase itu sangat terlalu vulgar gitu untuk sabotase, padahal saya tidak melakukan sabotase tersebut,” kilah Ade Rifki kepada tim Media Center Jasinga, Rabu (05/10/2022).

Menurut pengakuan Ade, apa yang dilakukannya atas aduan dari masyarakat.

“Ini saya lakukan atas aduan dari masyarakat, kemauan masyarakat, saya tidak memaksa masyarakat untuk mencarikan BPNT tersebut, saya hanya mengundang agennya ke rumah untuk memfasilitasi keinginan masyarakat, kalau untuk sabotase kayannya tidak seperti itu,” ucap Ade.

Selain itu, Koordinator PKH Kecamatan Jasinga membantah semua pernyataan staf Desa Jasinga Dedi yang disampaikan TKSK Kecamatan Jasinga Cepi Saepuloh terkait adanya aktivitas penyaluran sembako.

“Untuk penyaluran sendiri saya tidak melakukan itu pak, itu diserahkan sepenuhnya ke agen. Saya kemarin itu, hanya memfasilitasi tempat, seperti itu. Penyalurannya kita suruh agen itu mendistribusikan ke titik-titik langsung, ketempatnya tanpa ada apapun itu, yang terpenting masyarakat bisa terfasilitasi,” sebutnya.

“Tidak sama sekali, rumah saya tidak pernah dijadikan tempat untuk penyaluran tapi saya bilang ke agen tersebut, tolong cari titik terdekat untuk penyaluran supaya KPM mudah mengambil itu,” lanjut Ade menegaskan.

Sementara saat disingung, agen siapa yang melakukan penyaluran, Ade tidak mengetahui.

“Saya enggak tau pak, karena saya enggak tau itu, enggak tau agen Lehan, enggak tau agen Mamat,” ujar Ade.

Lebih lanjut, Koordinator PKH Kecamatan Jasinga hanya memfasilitasi keluarga penerima manfaat.

“Saya bilang ke masyarakat saya bilang ke KPM mangga, silahkan bagi yang mau, bagi yang tidak mau tidak apa-apa. Ternyata masyarakat ada sebagian yang mau. Kalau misalkan kita sabotase dari 400 KPM cuman ada kurang lebih 100 KPM yang ke kita. Dan itu juga saya tanya kembali ke KPM-nya ini berdasarkan paksaan apa tidak atau mau sendiri, dan mereka bilang ya udah Pak, Bapak aja. Atas dasar kemauan KPM sendiri bukan atas dasar kemauan saya, saya hanya bisa memfasilitasi cuman seperti itu,” kilahnya.

Sementara EDC atau Electroni Data Capture, yang digunakan disaat penyaluran BPNT mengunakan EDC Agen di luar.

“Agen diluar pak, betul,” kata Ade.

Ia menambahkan, komoditi itu diserahkan sepenuhnya, kan sama agen, yang selama ini gitu yang berjalan, yang terpenting kita jaga kualitas dan kuantitas itu intinya. Makanya untuk komoditi itu saya pasrahkan yang penting kualitas dijaga dan kuantitas juga sama.

“Agen Oki,” terang Ade yang memberikan jawaban saat ditanya agen siapa yang melakukan penyaluran.

Menurutnya, atas kejadian ini kita perbaiki tupoksi masing-masing.

“Jadi intinya pemberitaan yang diluar itu sebelah pihak ya, saya juga tidak bisa memaksakan, tidak bisa memaksakan kehendak saya untuk sampai ke mereka untuk diterima, ya kita punya persepsi masing-masing, hal yang wajar tapi maksud dan tujuan saya ini yuk kita sama-sama dari kejadian ini kita perbaiki apa yang harus kita perbaiki untuk tupoksi masing-masing itu maksud dan tujuan,” katanya.

“Saya supaya kebutuhan KPM ini tentang BPNT ini kualitas dan kuantitas bisa terpenuhi tanpa ada unsur dibalik apapun itu. Itu tujuan utama saya,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *