BATU [ MMC JATIM – Mengingat tingginya mobilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dalam menghadapi bencana yang terjadi di Kota Batu tidak seimbamg dengan penggelontoran plot APBD disetiap tahunnya. Hal ini terbukti dengan selalu habisnya anggaran yang diberikan meskipun belum mencapai akhir tahun.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim menegaskan, hal tersebut ketika dikonfirmasi oleh awak media. “Kami mendapatkan Rp 7 miliar tahun ini. Namun anggaran untuk penanganan darurat dan pasca bencana hanya di plot Rp 2 miliar serta sudah habis Juni lalu,” katanya pada Selasa (4/10/2022).
Lanjut ia, merincikan tiap tahun anggaran untuk BPBD cenderung stagnan yakni sejak 2019, 2021, dan 2022 diangkat Rp 7 miliar. Hanya saja untuk 2020 pihaknya mendapat anggaran lebih besar karena menangani pandemi covid-19 sehingga mendapatkan Rp 9 miliar dengan plot penanganan darurat dan pasca bencana sebesar Rp 3 miliar.
Sedangkan untuk tahun 2022 sendiri plot anggaran BPBD Kota Batu habis setelah ikut menangani wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang menyerang hewan ternak. “Tapi sudah diberikan tambahan di PAK sekitar Rp 500 juta. Dan kalau masih kurang akan diambilkan dari Belanja Tidak Terduga (BTT) sekitar Rp 15 miliar,” imbuh Rochim sapaan akrabnya.
Rochim menilai, setidaknya pihak BPBD bisa mendapat tambahan anggaran agar bisa melayani secara maksimal apabila terjadi kebencanaan. “Kalau rekomendasi dari pusat, setidaknya anggaran untuk BPBD diambilkan 2 persen dari APBD atau sekitar Rp 20 miliar karena APBD Batu sekitar Rp 1 triliun. Tapi untuk Kota Batu sendiri setidaknya Rp 10 miliar sudah cukup ideal,” punkasnya. (Ad)